TUGAS 5 Ekonomi Koperasi: Struktur Organisasi Koperasi

Struktur Organisasi Koperasi

Menurut Hanel mendefinisikan struktur organisasi koperasi sebagai suatu sistem sosial ekonomi atau sosial teknik yang terbuka dan berorientasi pada tujuan. Dimana sub sistem koperasi terdiri dari individu (pemilik dan konsumen akhir), pengusaha perorangan/kelompok (pemasok/supplier), dan badan usaha yang melayani anggota dan masyarakat.

Di dalam Undang-Undang Koperasi Indonesia No. 25 tahun 1992 yang diberlakukan saat ini, khususnya Bab VI pasal 21, disebutkan bahwa perangkat organisasi koperasi terdiri atas (a) Rapat Anggota, (b) pengurus, dan (c) pengawas. Disamping itu juga ada Manager koperasi sebagai pelengkap pengurus koperasi yang dianggap memiliki peran penting dalam menjalankan roda perusahaan koperasi.

Hubungan tata kerja antar perangkat organisasi koperasi tersebut (Rapat Anggota, Pengurus, Pengawas, dan Manager) dapat digambarkan dalam suatu struktur organisasi seperti gambar berikut ini :

Struktur Organisasi

Penjelasan :

  1. Rapat Anggota

Anggota memiliki kekuasaan tertinggi dalam koperasi yang tercemin dalam forum Rapat Anggota, sering kali secara teknis disebut Rapat Anggota Tahunan (RAT). Menurut pasal 23 UU No. 25 tahun 1992, tugas dan wewenang Rapat Anggota adalah menetapkan :

  • Anggaran Dasar Koperasi
  • Kebijakan-kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen, dan perusahaan koperasi.
  • Pemilihan, pengangkatan, serta pemberhentian pengurus maupun pengawas.
  • Program kerja dan RAPB Koperasi, serta pengesahan Laporan Keuangan Koperasi.
  • Pengesahan pertanggung-jawaban pengurus dalam melaksanakan tugasnya.
  • Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU), serta
  • Penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran koperasi.
  1. Pengurus

Pengurus merupakan pemegang kuasa Rapat Anggota, sekaligus sebagai pelaksana kebijakan-kebijakan umum yang telah ditetapkan oleh Rapat Anggota. Tugas dan wewenang pengurus telah ditetapkan dalam UU No. 25 tahun 1992. Sesuai dengan pasal 30 UU No.25 tahun 1992, tugas pengurus meliputi :

  • Mengelola koperasi dan usahanya.
  • Menyusun program kerja dan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB) Koperasi.
  • Menyelenggaran rapat anggota.
  • Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

Adapun wewengang dari pengurus meliputi :

  • Mewakili koperasi baik didalam maupun diluar pengadilan.
  • Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian anggota sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).
  • Melakukan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi sesuai dengan tanggung-jawabnya dan keputusan Rapat Anggota.
  1. Pengawas

Pengawas merupakan pemeriksa dan pengendali pelaksanaan kebijakan oleh pengurus. Tujuan utama pengawas adalah mengendalikan pelaksanaan tugas oleh pengurus, agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan dari program kerja dan RAPB Koperasi yang telah ditetapkan dalam Rapat Anggota. Sesuai dengan pasal 39 UU No.25 tahun 1992, tugas pengawas adalah :

  • Melakukan pengawasan/pengendalian terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi.
  • Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasan.

Sedangkan wewengang dari pengawas adalah :

  • Meneliti catatan dan pembukuan yang ada pada koperasi.
  • Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan dari pengurus, termasuk pengelola.
  • Pengawas wajib merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga.
  1. Manager

Manager pada dasarnya adalah orang yang ditunjuk dan diangkat oleh pengurus untuk memimpin perusahaan (bidang ekonomi) koperasi, serta mengelolanya bersama dengan karyawan. Menurut Hendrojogi (2000; 163), manager koperasi harus memiliki kualifikasi sebagai berikut :

  • Cakap dan memiliki technical skill, sehingga mampu memecahkan permasalahan sumber daya secara phisikal.
  • Kreatif, sehingga mampu menciptakan metode-metode baru dan efisien dalam pekerjaan.
  • Memiliki pandangan jauh kedepan.
  • Memiliki jiwa kepemimpinan.
  • Memiliki kemampuan mengambil keputusan.
  • Memiliki sifat fleksibel.
  • Mampu bekerja sama dengan orang lain.

 

Daftar Pustaka :

http://www.academia.edu/24910622/STRUKTUR_ORGANISASI_DAN_MANAJEMEN_KOPERASI_DI_INDONESIA

TUGAS 4 Ekonomi Koperasi: Modal Koperasi

Modal Koperasi

Pengertian modal dalam sebuah organisasi perusahaan termasuk badan koperasi adalah modal yang digunakan untuk menjalankan usaha. Koperasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang mengumpulkan modal untuk modal usaha dan setiap orang mempunyai hak yang sama. Namun untuk mengumpulkan modal itu harus ada sumber modal yang dapat dijadikan modal usaha koperasi.

Sumber modal yang dapat dijadikan modal usaha koperasi ada dua yang pertama yaitu mendapatkan modal secara langsung dengan cara mengaktifkan simpanan wajib anggota sesuai dengan besar kecil penggunaan volume penggunaan jasa pelayanan koperasi yang dimanfaatkan oleh anggota, mengaktifkan pengumpulan tabungan para anggota, dan mencari pinjaman dari pihak bank atau non-bank dalam menunjang kelancaran operasional koperasi. Yang ke dua mendapatkan modal secara tidak langsung dengan cara mengambil manfaat dari kemampuan koperasi itu sendiri dalam rangka menekan biaya seperti menunda pembayaran yang seharusnya dikeluarkan, menumpuk dana cadangan, melakukan kerja sama usaha, dan mendirikan badan-badan bersubsidi.

Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal simpanan. Untuk modal sendiri dapat berasal dari :

  • Simpanan Pokok

Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib disetorkan ke dalam kas koperasi oleh para pendiri atau anggota koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat ditarik kembali oleh anggota koperasi tersebut selama yang bersangkutan masih tercatat menjadi anggota koperasi.

  • Simpanan Wajib

Konsekwensi dari simpanan ini adalah harus dilakukan oleh semua anggota koperasi yang dapat disesuaikan besar kecilnya dengan tujuan usaha koperasi dan kebutuhan dana yang hendak dikumpulkan, arena itu akumulasi simpanan wajib para anggota harus diarahkan mencapai jumlah tertentu agar dapat menunjang kebutuhan dana yang akan digunakan menjalankan usaha koperasi.

  • Dana Cadangan

Dana cadangan ialah sejumlah uang yang diperoleh dari sebagian hasil usaha yang tidak dibagikan kepad anggota, tujuannya adalah untuk memupuk modal sendiri yang dapat digunakan sewaktu-waktu apabila koperasi membutuhkan dana secara mendadak atau menutup kerugian dalam usaha.

  • Hibah

Hibah adalah bantuan, sumbangan atau pemberian cuma-cuma yang tidak mengharapkan pengembalian atau pembalasan dalam bentuk apapun. Siapa pun dapat memberikan hibah kepada koperasi dalam bentuk apapun sepanjang memiliki pengertian seperti itu untuk menghindarkan koperasi menjadi tergantung dengan pemberi hibah sehingga dapat mengganggu prinsip-prisnsip dan asas koperasi.

Untuk modal pinjaman dapat berasal dari :

  • Pinjaman dari Anggota

Pinjaman yang diperoleh dari anggota koperasi dapat disamakan dengan simpanan sukarela anggota. Kalau dalam simpanan sukarela, maka besar kecil dari nilai yang disimpan tergantung dari kerelaan anggota. Sebaliknya dalam pinjaman, koperasi meminjam senilai uang atau yang dapat dinilai dengan uang yang berasal dari anggota.

  • Pinjaman dari Koperasi Lain

Pada dasarnya diawali dengan adanya kerja sama yang dibuat oleh sesama badan usaha koperasi untuk saling membantu dalam bidang kebutuhan modal. Bentuk dan lingkup kerja sama yang dibuat bisa dalam lingkup yang luas atau dalam lingkup yang sempit tergantung dari kebutuhan modal yang diperlukan.

  • Pinjaman dari Lembaga Keuangan

Pinjaman komersial dari lembaga keuangan untuk badan usaha koperasi mendapat prioritas dalam persyaratan. Prioritas tersebut diberikan kepada koperasi sebetulnya merupakan komitmen pemerintah dari negara-negara yang bersangkutan untuk mengangkat kemampuan ekonomi rakyat khususnya usaha koperasi.

  • Sumber Keuangan Lain

Semua sumber keuangan, kecuali sumber keuangan yang berasal dari dana yang tidak sah dapat dijadikan tempat untuk meminjam modal.

 

Diambil dari buku : Akuntansi untuk Koperasi, Penulis: Drs. Amin Widjaja Tunggal, Ak.MBA, Hal : 35 – 37.

TUGAS 3 Ekonomi Koperasi: Koperasi Di Indonesia

Koperasi Di Indonesia

Koperasi pada dasarnya adalah pembentukan badan usaha yang bertujuan untuk menggalang kerja sama diantara orang-orang yang mempunyai keterbatasan ekonomi guna mencapai tujuan bersama. Pembentukan usaha tersebut dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa bagi para anggota, baik yang bersifat individual maupun kelompok. Tujuan dari koperasi indonesia sendiri untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan turut serta membangun tatanan perekonomian nasional. Dalam pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992, fungsi dan peran koperasi di Indonesia yaitu Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial, turut serta secara aktif dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan masyarakat, memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional, berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Berdasarkan fungsi dan peran koperasi, maka manfaat koperasi dapat dibagi menjadi dua bidang, yaitu manfaat koperasi di bidang ekonomi dan manfaat koperasi di bidang sosial.

  1. Manfaat koperasi di bidang ekonomi untuk meningkatkan penghasilan anggota-anggotanya, menawarkan barang dan jasa dengan harga yang lebih murah, menumbuhkan sikap jujur dan keterbukaan dalam pengelolaan koperasi, melatih masyarakat untuk menggunakan pendapatannya secara lebih efektif dan membiasakan untuk hidup hemat.
  2. Manfaat koperasi di bidang sosial untuk mendorong terwujudnya kehidupan masyarakat damai dan tenteram, mendorong terwujudnya aturan yang manusiawi yang dibangun tidak di atas hubungan-hubungan kebendaan tetapi di atas rasa kekeluargaan, mendidik anggota-anggotanya untuk memiliki semangat kerja sama dan semangat kekeluargaan.

 

Peran koperasi dalam perekonomian Indonesia, pada masa ini pengembangan koperasi kurang mendapat perhatian karena koperasi kurang memperlihatkan  kinerja dan citra yang lebih baik dari masa sebelumnya. Keadaan ini merupakan salah satu bukti bahwa komitmen pemerintah masih kurang dalam pembangunan dan pengembangan koperasi. Koperasi sebagai badan usaha, organisasi, dan kegiatan usahanya harus dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip koperasi. Karena prinsip koperasi merupakan garis-garis penuntun yang digunakan oleh koperasi untuk melaksanakan nilai-nilai dalam praktek seperti keanggotaan sukarela dan terbuka, pengendalian oleh anggota secara demokratis, partisipasi ekonomi anggota, pendidikan, pelatihan dan informasi, kerjasama diantara koperasi dan kepedulian terhadap komunitas. Adapun peran koperasi dalam perekonomian Indonesia paling tidak dapat dilihat dari :

  1. Kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor,
  2. Penyedia lapangan kerja yang terbesar,
  3. Pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat,
  4. Pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta
  5. Sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor.

 

TUGAS 2 Ekonomi Koperasi: Ekonomi di Indonesia

Ekonomi di Indonesia

Ekonomi  merupakan  aktivitas  sosial  yang  mempunyai  keinginan  tidak  terbatas.

S                                O                   P                              K

Ekonomi  terjadi  karena  manusia  memiliki  kebutuhan  sandang,  pangan,  papan.

S                                                 P                              O

Kebutuhan  tersebut  menjadi  masalah.  Sebab,  manusia  harus  memenuhi

S                              P             O                    S                      P

kebutuhan  sandang,  pangan,  dan  papan.  Sedangkan  sumber  daya  alam

O                                                                              S

menjadi  langka  karena  keinginan  manusia  sangat  tidak  terbatas.

P              K                                     O              K

Indonesia  memiliki  potensi  ekonomi  yang  tinggiIndonesia  telah  terpilih

S               P                  O                K               S

menjadi  negara  ekonomi  terbesar  di  Asia  TenggaraIndonesia  kaya  akan

P              O                          K                            S

sumber  daya  alamSaat iniIndonesia  sedang  mengalami  krisis  ekonomi.

O                              K            S                       P                 O

Masih  banyak  masyarakat  Indonesia  mengalami  kesulitan  untuk  memenuhi 

S                                                         P                                         O

kebutuhan hidupnya.

O

TUGAS 1 Ekonomi Koperasi: Ibu Pergi ke Pasar

Ibu Pergi ke Pasar

Ibu  pergi  kepasar.  Ibu  pergi  ke pasar  mengendarai  sepeda.

S         P       KT       S       P         O            K                 O

Setelah sampai di pasar,  ibu  membeli  sayur-sayuran.

K                                  S          P                 O

Ibu  membeli  bayam dan jagung  sebagai bahan-bahan untuk memasak.

S           P                     O                                        K

Sebelum pulang,  ibu  juga membeli  buah-buahan.

K                       S            P                    O

Setelah selesai berbelanja,  ibu  pulang  ke rumah  untuk memasak.

K                                    S         P             O              K

Apa keterampilan dan atribut yang lulusan akuntansi butuhkan? Bukti dari persepsi mahasiswa dan harapan pengusaha.

Profesi akuntansi di seluruh dunia telah datang di bawah pengawasan dekat dalam dekade terakhir sebagai akibat dari serangkaian high profile kegagalan perusahaan, mengubah teknologi dan globalisasi ekonomi dunia. Driver perubahan ini telah mengurangi biaya informasi dan meningkatkan tingkat persaingan antar organisasi. Akibatnya, pengusaha mencari beragam keterampilan dan atribut lulusan akuntansi baru untuk mempertahankan keunggulan kompetitif meskipun fakta bahwa banyak negara menghadapi kekurangan keterampilan di bidang (Birrell, 2006). Baru-baru ini, pelatihan dan pendidikan akuntan di seluruh dunia telah menjadi subyek dari banyak perdebatan dan perjuangan politik (Van Wyhe, 1994; Mohamed dan Lashine, 2003).

Akuntansi badan-badan profesional di Australia juga telah mengakui pentingnya pengembangan keterampilan generik dan atribut bagi lulusan akuntansi. Berdasarkan karya Birkett (1993), badan-badan profesional telah menghasilkan Pedoman Akreditasi Perguruan membuat eksplisit harapan mereka dari tingkat keterampilan generik (kognitif dan perilaku) lulusan. Graduate atribut yang dikembangkan selama program akuntansi sekarang harus melampaui pengetahuan dan keahlian disiplin atau teknis dan termasuk kualitas yang mempersiapkan lulusan sebagai pembelajar seumur hidup, sebagai ‘warga dunia’, sebagai agen untuk kebaikan sosial, dan untuk pengembangan pribadi dalam terang masa depan yang tidak diketahui (Bowden dan Marton, 1998; Barrie, 2004).

Penelitian telah berusaha untuk membedakan antara keterampilan generik yang lebih luas yang bertentangan dengan konteks-spesifik, keterampilan teknis dan praktis (Ashbaugh dan Johnstone, 2000; Crebert, 2002) dan arti dari atribut atau keterampilan sebagai didefinisikan dalam konteks pendidikan dan akuntansi konteks kerja (Holmes, 2001). Banyak penulis internasional menunjukkan bahwa kesenjangan antara pendidikan dan praktek pelebaran membutuhkan perubahan kurikulum (Bowden dan Masters, 1993; Crebbin, 1997; Wiggin, 1997; Yap, 1997; Albrecht dan Sack,2000).

Gabric dan McFadden (2000) menyelidiki persepsi dasar keterampilan berharga yang diharapkan, perintisan bahwa siswa setuju bahwa mengembangkan ‘siswa pribadi keterampilan dipindah tangankan’, seperti komunikasi dan manajemen waktu yang dapat digunakan dalam’ berbagai macam situasi yang berhubungan dengan karir tidak hanya penting untuk membuat mereka lebih dipekerjakan tetapi juga merupakan’ bagian fundamental dari pencapaian pendidikan yang baik’ (Haigh dan Kilmartin, 1999, pp. 1, 203). Sejauh prospek karir masa depan yang bersangkutan, siswa dinilai mengembangkan kerja tim dan kemampuan presentasi publik sebagai hasil belajar yang paling penting dari kursus dan menekankan pengembangan keterampilan untuk membekali lulusan untuk belajar, bekerja dan hidup. Pandangan ini didukung oleh Permen et al., yang didukung oleh Permen et al. (1994), dan dikembangkan lebih lanjut oleh Jones dan Sin (2003), yang menekankan bahwa siswa harus siap untuk menjadi pembelajar seumur hidup dengan fokus pada pengembangan atribut dan keterampilan selama seumur hidup pengalaman profesional, sosial dan budaya. Fokus tidak harus pada pengembangan keterampilan yang spesifik, melainkan kemampuan untuk mengembangkan, perubahan, dan memperbarui keterampilan dan pengetahuan sepanjang hidup (Crebbin, 1997).

Meskipun universitas telah menanggapi tantangan dari ‘keterampilan agenda’ dalam berbagai cara, Athiyaman (2001) menemukan bahwa siswa merasa bahwa universitas masih belum memberikan dalam hal pengembangan keterampilan dan atribut mereka dianggap penting untuk karir mereka.

Hal ini menyebabkan pengembangan pertanyaan penelitian berikut :

RQ 1: Apa keterampilan profesional yang lulus mahasiswa akuntansi anggap sebagai memiliki prioritas tertinggi untuk sukses karir?

RQ 2: Sampai sejauh mana siswa lulus akuntansi menganggap bahwa keterampilan profesional telah dikembangkan sebagai bagian dari program gelar mereka?

Secara umum, literatur perubahan pendidikan profesional yang disponsori telah merekomendasikan perluasan dari kurikulum akuntansi untuk memasukkan mereka kompetensi dilaporkan oleh Albrecht dan Sack (2000) ; yaitu, analitis / berpikir kritis, komunikasi tertulis, komunikasi lisan, teknologi komputasi dan pengambilan keputusan. Di Australia, sebuah survei kepuasan kerja dengan belajar dari lulusan universitas baru melaporkan bahwa ada yang dirasakan keterampilan defisiensi di daerah penting, seperti pemecahan masalah, kreativitas dan bakat, dan komunikasi bisnis oral (AC Neilsen Research Services, 2000). Selain itu, Lee dan Blaszczynski (1999) melaporkan bahwa meskipun pengusaha merasa bahwa pengetahuan akuntansi dan kemampuan untuk menggunakan informasi akuntansi adalah keterampilan penting, mereka mengharapkan mahasiswa akuntansi untuk belajar banyak keterampilan termasuk mampu berkomunikasi, bekerja dalam lingkungan kelompok, memecahkan masalah dunia nyata, dan menggunakan alat komputer dan internet. Pengusaha mencari lulusan yang memiliki pekerjaan dan keterampilan hidup dan terutama ingin lulusan yang memiliki, antara lain, komunikasi yang berkembang dengan baik, kerja tim dan kemampuan memecahkan masalah (ACNeilsen, 1998, 2000). Sebuah studi utama akuntansi manajemen oleh Siegel dan Sorenson (1999) mengakibatkan pengusaha mengidentifikasi kemampuan komunikasi (lisan, tertulis dan presentasi), kemampuan bekerja dalam tim, kemampuan analisis, pemahaman yang kuat tentang akuntansi, dan pemahaman tentang bagaimana fungsi bisnis menjadi penting untuk keberhasilan. Namun, Mangum (1996) menunjukkan bahwa salah satu kekurangan terbesar dari calon karyawan yang dilaporkan oleh pengusaha adalah keterampilan komunikasi yang buruk. Hal ini didukung oleh Borzi dan Mills 2001 yang menemukan tingkat yang signifikan kekhawatiran komunikasi pada mahasiswa akuntansi tingkat atas, menunjukkan adanya kebutuhan akan perubahan bagaimana keterampilan khusus ini dikembangkan dalam kurikulum. Daggett dan Liu (1997) mensurvei 92 pengusaha lulusan akuntansi baru tentang kesiapan tenaga kerja mereka, menemukan mereka kurang siap menulis, menyajikan dan keterampilan interaktif, dan paling siap dalam kompetensi memasukkan, mengambil dan menganalisis data. Tantangan memberikan lulusan dengan keahlian yang lebih luas disorot dalam sebuah studi Eropa baru-baru (Hassal et al. 2005). Penelitian mereka menunjukan tuntutan pengusaha yang sama untuk keterampilan diluar keterampilan teknis akuntansi yang diperlukan, tetapi dilaporkan pada saat yang sama bahwa pengusaha tidak simpatik dengan klaim dari universitas bahwa mereka memiliki kapasitas terbatas untuk memenuhi tuntutan yang lebih besar. Hal ini menyebabkan pertanyaan penelitian 3 :

RQ 3: Apa keterampilan profesional melakukan pengusaha berharap lulusan akuntansi untuk memiliki di entry level?

Literatur menyoroti fakta bahwa seringkali pengusaha dan mahasiswa memiliki perspektif yang berbeda tentang sifat ‘keterampilan profesional’ yang diperlukan untuk karir akuntansi yang sukses. Dalam sebuah studi besar yang dilakukan pada tahun 1993, Kim et al. Melaporkan bahwa tiga kriteria paling penting yang digunakan oleh pengusaha untuk memilih lulusan akuntansi adalah motivasi lulusan atau kepentingan dalam pekerjaan, kualitas pribadi dan kemampuan berkomunikasi. Namun, lulusan akuntansi merasakan hasil pemeriksaan menjadi kriteria yang paling penting yang digunakan oleh pengusaha diikuti oleh kualitas pribadi dan keterampilan komunikasi.

Radhakrishna dan Bruening (1994) membandingkan mahasiswa tingkat sarjana dan pengusaha persepsi tentang pentingnya keterampilan di lima bidang interpersonal yang luas, komunikasi, teknis, komputer dan keterampilan-ekonomi bisnis. Mereka temukan bahwa siswa secara konsisten menilai semua wilayah yang lebih tinggi pentingnya dari pada calon perusahaan mereka. Dalam studi lain yang melibatkan siswa bisnis sarjana dan pengusaha, Gabric dan McFadden (2000) mendapati bahwa baik siswa dan pengusaha memberikan peringkat komunikasi verbal, pemecahan masalah dan keterampilan mendengarkan sebagai tiga keterampilan bisnis umum, tapi untuk keterampilan lain ada perbedaan yang jelas.

Ini mengikuti bahwa meskipun pergeseran penekanan keterampilan non-teknis menjadi lebih jelas, persepsi dan harapan pemangku kepentingan yang berbeda tidak selaras. Leveson (2000) menunjukkan bahwa dalam industri, khususnya dalam bisnis, komunikasi lisan adalah keterampilan komunikasi kunci, sedangkan pada komunikasi universitas ditulis menerima lebih banyak perhatian. Selain itu, kurangnya kosa kata bersama antara pendidikan dan pekerjaan berkontribusi terhadap perbedaan dalam kepentingan relatif dari keterampilan generik utama antara industri dan universitas. Tampaknya bahwa mungkin ada kesenjangan persepsi antara apa pengusaha dan lulusan akuntansi anggap kriteria seleksi penting. Sebagai Gati (1998) menunjukkan, pengusaha mungkin memprioritaskan keterampilan yang tidak pusat untuk lulusan, sehingga mempengaruhi upaya mereka untuk mengamankan lulusan entry-level yang muat lingkungan organisasi mereka.

METODE :

Variabel penelitian

Pengumpulan data dari 322 siswa lulus di tiga universitas di Australia 1 dan 28 praktisi di sejumlah organisasi dan industri yang praktisi di sejumlah organisasi dan industri yang mempekerjakan lulusan akuntansi. Di Lembaga 1, 172 siswa melakukan baik Bachelor of Commerce atau gelar ganda dengan Bachelor of Commerce. Dari 160 siswa yang dicalonkan mereka besar, 56 persen sedang belajar akuntansi utama, dengan fi nance (37 persen) dan bisnis internasional (7 persen) menjadi besar kedua yang paling populer. Di Lembaga 2, semua siswa sedang belajar suatu utama akuntansi sebagai bagian dari Bachelor of Commerce atau Master Akuntansi dengan fi nance paling populer besar kedua. Para siswa di Lembaga 3 bernomor 120 dan mempelajari baik Bachelor of Business atau gelar ganda dengan bisnis dan 68 persen sedang mempelajari sebuah utama akuntansi. Dalam hal pekerjaan disukai setelah lulus, akuntansi, keuangan, audit.

Metode pengumpulan data yang di gunakan :

  1. Ukuran Kuantitatif

Penelitian kuantitatif melibatkan survei yang sama yang diberikan kepada kohort siswa selama kuliah. The Albrecht dan Sack survei (2000) instrumen diadopsi karena telah divalidasi sebelumnya dalam sebuah studi besar di AS. Minor penyempurnaan dibuat untuk konteks Australia dan mencakup daerah yang disorot oleh siswa dalam kelompok-kelompok percontohan fokus. Survei terdiri dari tiga bagian:

Bagian 1 siswa diminta untuk menilai pada skala mulai dari 1 (sangat setuju) sampai 5 (sangat tidak setuju) pernyataan tentang pentingnya mempelajari berbagai program dalam akuntansi dan bisnis.

Bagian 2 siswa diminta untuk menilai 47 keahlian/atribut tertentu dalam skala mulai dari 1 (tidak ada prioritas) sampai 5 (prioritas utama) dalam kaitannya dengan: (i) Pentingnya karir masa depan mereka, dan (ii) tingkat prioritas yang mereka anggap telah diberikan untuk mengembangkan keterampilan ini selama program gelar mereka.

Bagian 3 meminta informasi demografis dari para siswa yang berkaitan dengan jenis program dan jurusan mereka belajar dan jalur karir yang dimaksudkan mereka.

  1. Ukuran Kualitatif

Sebuah studi kualitatif untuk menilai harapan pengusaha dan untuk fokus pada proses yang terjadi dalam praktek seperti yang dijelaskan oleh mereka yang terlibat secara langsung (Miles dan Hubermann, 1994) dilakukan. Selama kelompok fokus dan pertemuan individu, pendekatan wawancara semiterstruktur diadopsi memungkinkan semua peserta untuk menanggapi rangkaian pertanyaan yang sama (Carruthers, 1990). Wawancara dan kelompok fokus direkam dan ditranskrip untuk menghasilkan fakta opini, dan wawasan (Yin, 1984). Dua penilai independen (M dan N) menilai transkrip dan diidentifikasi dan peringkat pada skala 1 (tidak ada diskusi) ke 5 (banyak diskusi) atribut dan keterampilan yang dianggap pentingoleh pengusaha. Peringkat kemudian dijumlahkan untuk menghasilkan skor untuk setiap atribut yang mengakibatkan dua gabungan ‘kepentingan’ skor (Tashakkori dan Teddlie, 1998). Diskusi antara penilai dan para peneliti diselesaikan setiap perbedaan yang menjadi jelas. Ulasan berikut dirancang untuk mengakui bahwa meskipun ‘generalisasi seluruh individu adalah nilai, adalah penting bahwa pengalaman unik individu tidak hilang’ (Ashworth dan Lucas, 2000, hal. 304).

 Kesimpulan

Mahasiswa adalah kelompok pemangku kepentingan kunci ketika datang ke memeriksa pandangan tentang mengembangkan keterampilan dan atribut untuk melengkapi mereka untuk berkarir di profesi akuntansi. Menunjukkan tahap hidup mereka, siswa difokuskan pada pengembangan berkelanjutan dari keterampilan pribadi seperti sikap profesional, motivasi diri, kepemimpinan dan kemampuan untuk bekerja dalam tim. Namun, apa yang menjadi perhatian adalah penekanan saat ini sedang ditempatkan selama program akuntansi pada keterampilan bahwa siswa menganggap penting. Ia akan muncul bahwa satu-satunya keterampilan yang disampaikan sesuai dengan harapan siswa dalam penelitian ini adalah akuntansi dan penelitian keterampilan rutin. Karena motivasi siswa untuk belajar dan memperoleh keterampilan sering didorong oleh persepsi tentang relevansi keterampilan ini untuk karir mereka, temuan kertas memiliki implikasi penting bagi pendidik akuntansi.

Berkenaan dengan pengusaha, mereka mengharapkan lulusan memasuki profesi untuk memiliki tiga kemampuan analisis / pemecahan masalah keterampilan, tingkat bisnis kesadaran atau pengalaman kehidupan nyata dan keterampilan akuntansi dasar. Pengusaha juga mengharapkan keterampilan komunikasi lisan, kesadaran etika dan keterampilan profesional, kerja sama tim, komunikasi tertulis dan pemahaman tentang sifat interdisipliner bisnis. Seperti harapan ini telah dianjurkan oleh majikan untuk beberapa waktu, terus mengirim pesan yang kuat untuk pendidik akuntansi dalam hal kebutuhan untuk beradaptasi kurikulum akuntansi dengan memasukkan, misalnya, kerja terintegrasi belajar ke dalam program.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa kesepakatan antara mahasiswa dan pengusaha dalam hal keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses dalam karir di dunia bisnis/akuntansi hari ini (yaitu analitis/kemampuan memecahkan masalah, kemampuan komunikasi lisan dan tertulis, kerja tim dan terus belajar). Namun, ada perbedaan dalam hal bagaimana masing-masing kelompok peringkat setiap keterampilan.

Mungkin tidak realistis untuk mengharapkan bahwa lulusan akan memiliki berbagai keterampilan yang dibutuhkan oleh pengusaha (Cranmer, 2006). Pengusaha harus memahami, sebagai siswa lakukan, bahwa belajar adalah proses yang berkesinambungan dan banyak keterampilan yang lebih tinggi yang mereka harapkan hanya dapat dikembangkan dengan panduan ‘pada pekerjaan’. Leveson’s menemukan bahwa ada kurangnya kosa kata bersama antara industri dan pendidikan mungkin menjelaskan relatif kurangnya kesamaan antara keterampilan dan atribut bahwa siswa menganggap sebagai penting dan orang-orang pengusaha berharap. Sebagai Gati (1998) mengamati, jika pengusaha tetap memprioritaskan keterampilan yang lulusan entry-level tidak memiliki maka upaya mereka untuk mengamankan karyawan yang memuaskan mungkin tidak sangat bermanfaat.

Mengingat harapan siswa dan persyaratan pengusaha tingkat yang jauh lebih tinggi dari perhatian harus diberikan kepada keterampilan dan atribut yang diprioritaskan dan disampaikan dalam program akuntansi jika lulusan akuntansi untuk bertahan hidup dalam lingkungan bisnis global saat ini. Tanpa ragu, keterampilan perdebatan akan terus mengamuk. Setiap perpanjangan penelitian ini harus mencakup penelitian lebih pada persepsi lulusan sudah bekerja di industri dan akademisi dan badan-badan profesional yang memainkan peran besar dan sangat penting dalam memproduksi kurikulum untuk membantu mengembangkan keterampilan ini dalam akuntansi profesional di masa depan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi seorang akuntan publik menjaga profesionalitas kerjanya

Faktor-faktor yang mempengaruhi seorang akuntan publik menjaga profesionalitas kerjanya

Profesi dan profesionalisme dapat dibedakan secara konseptual seperti dikemukakan oleh Lekatompessy (2003). Profesi merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria, sedangkan profesionalisme merupakan suatu atribut individual yang penting tanpa melihat apakah suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak. Seorang akuntan publik yang profesional harus memenuhi tanggung jawabnya terhadap masyarakat, klien termasuk rekan seprofesi untuk berperilaku semestinya.

Selain menjadi seorang profesional yang memiliki sikap profesionalisme, akuntan publik juga harus memiliki pengetahuan yang memadai dalam profesinya untuk mendukung pekerjaannya dalam melakukan setiap pemeriksaan. Profesionalisme dalam profesi akuntan publik seperti yang dikemukakan oleh Hastuti dkk. (2003) dicerminkan melalui lima dimensi, yaitu pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi dan hubungan dengan rekan seprofesi.

Untuk dapat meningkatkan sikap profesionalisme dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan, hendaknya para akuntan publik memiliki pengetahuan audit yang memadai serta dilengkapi dengan pemahaman mengenai kode etik profesi. Di Indonesia dikenal dengan nama Kode Etik Akuntan Indonesia. Di samping itu dengan adanya kode etik, masyarakat akan dapat menilai sejauh mana seorang auditor telah bekerja sesuai dengan standar-standar etika yang telah ditetapkan oleh profesinya.

Kode Etik Akuntan Indonesia

Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Kode etik Akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika sebagai berikut: (Mulyadi, 2001: 53)

  1. Tanggung jawab profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.

  1. Kepentingan publik

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara. Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut.

  1. Integritas

Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi.

  1. Obyektivitas

Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.

  1. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir. Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada publik.

  1. Kerahasiaan

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya. Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat panduan mengenai sifat sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan di mana informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dapat atau perlu diungkapkan. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.

  1. Perilaku profesional

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.

  1. Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.

 

 

Daftar Pustaka :

Arleen Herawaty & Yulius Kurnia Susanto. 2009. Pengaruh Profesionalisme Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan dan Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik. Dalam Jurnal Akuntansi dan Keuangan, II (1) Mei, 13-20

Attamimi, Fikri Muhammad. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Skeptisme Profesional Auditor. Studi Kasus Kantor Akuntan Publik di Surabaya. Surabaya: Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia. Vol. 4 No. 7

Pengantar Struktur Data : Tree dan Binary Tree

Tree

Merupakan salah satu bentuk struktur data tidak linear yang menggambarkan hubungan yang bersifat hirarkis (hubungan one to many) antara elemen-elemen. Tree bisa didefinisikan sebagai kumpulan simpul/node dengan satu elemen khusus yang disebut Root dan node lainnya terbagi menjadi himpunan-himpunan yang saling tak berhubungan satu sama lainnya (disebut subtree). Untuk jelasnya, di bawah akan diuraikan istilah-istilah umum dalam tree :

  1. Prodecessor : node yang berada diatas node tertentu.
  2. Successor : node yang berada di bawah node tertentu.
  3. Ancestor : seluruh node yang terletak sebelum node tertentu dan terletak pada jalur yang sama.
  4. Descendant : seluruh node yang terletak sesudah node tertentu dan terletak pada jalur yang sama.
  5. Parent : predecssor satu level di atas suatu node.
  6. Child : successor satu level di bawah suatu node.
  7. Sibling : node-node yang memiliki parent yang sama dengan suatu node.
  8. Subtree : bagian dari tree yang berupa suatu node beserta descendantnya dan memiliki semua karakteristik dari tree tersebut.
  9. Size : banyaknya node dalam suatu tree.
  10. Height : banyaknya tingkatan/level dalam suatu tree.
  11. Root : satu-satunya node khusus dalam tree yang tak punya predecssor.
  12. Leaf : node-node dalam tree yang tak memiliki seccessor.
  13. Degree : banyaknya child yang dimiliki suatu node

Binary Tree

Binary Tree adalah tree dengan syarat bahwa tiap node hanya boleh memiliki maksimal dua subtree dan kedua subtree tersebut harus terpisah. Sesuai dengan definisi tersebut, maka tiap node dalam binary tree hanya boleh memiliki paling banyak dua child. binary tree

Operasi-operasi pada Binary Tree :

  1. Create : Membentuk binary tree baru yang masih kosong.
  2. Clear : Mengosongkan binary tree yang sudah ada.
  3. Empty : Function untuk memeriksa apakah binary tree masih kosong.
  4. Insert : Memasukkan sebuah node ke dalam tree. Ada tiga pilihan insert: sebagai root, left child, atau right child. Khusus insert sebagai root, tree harus dalam keadaan kosong.
  5. Find : Mencari root, parent, left child, atau right child dari suatu node. (Tree tak boleh kosong)
  6. Update : Mengubah isi dari node yang ditunjuk oleh pointer current. (Tree tidak boleh kosong)
  7. Retrieve : Mengetahui isi dari node yang ditunjuk pointer current. (Tree tidak boleh kosong)
  8. DeleteSub : Menghapus sebuah subtree (node beserta seluruh descendantnya) yang ditunjuk current. Tree tak boleh kosong. Setelah itu pointer current akan berpindah ke parent dari node yang dihapus.
  9. Characteristic : Mengetahui karakteristik dari suatu tree, yakni : size, height, serta average lengthnya. Tree tidak boleh kosong. (Average Length = [jumlahNodeLvl1*1+jmlNodeLvl2*2+…+jmlNodeLvln*n]/Size)
  10. Traverse : Mengunjungi seluruh node-node pada tree, masing-masing sekali. Hasilnya adalah urutan informasi secara linier yang tersimpan dalam tree. Ada tiga cara traverse : Pre Order, In Order, dan Post Order.

Langkah-Langkahnya Traverse :

  • PreOrder : Cetak isi node yang dikunjungi, kunjungi Left Child, kunjungi Right Child.
  • InOrder : Kunjungi Left Child, Cetak isi node yang dikunjungi, kunjungi Right Child.
  • PostOrder : Kunjungi Left Child, Kunjungi Right Child, cetak isi node yang dikunjungi

BINARY SEARCH TREES (POHON CARI BINER)

Pohon cari biner adalah pohon biner yang dirancang untuk menskemakan urutan data yang akan dimasukkan ke dalam memori agar proses pencarian, penghapusan dan penambahan data dapat berjalan secara efisien dibanding dengan pemasukan data secara array maupun link.

Sifat dari skema pohon cari biner adalah : (1) setiap elemen yang berada di left substrees selalu lebih kecil dari elemen yang ada di right substrees, (2) setiap elemen yang berada di right substrees selalu lebih besar atau sama dengan elemen yang berada di left substrees.

Contoh : diketahui sekumpulan elemen sebagai berikut :

60, 75, 25, 50, 15, 66, 33, 44

Pembentukan awal skema pohon binernya berturut-turut sebagai berikut :

tree

Gambar 11. Pembentukan Awal Pohon Cari Biner

dan, hasil akhirnya sebagai berikut :

tree2

Gambar 12. Pohon Cari Biner

sumber :

yeni_setiani.staff.gunadarma.ac.id

http://rizalcare.blogspot.com/search/label/TREE%20Pada%20Struktur%20data

i.

Diagram Flowchart Transaksi RTGS pada Kantor Cabang Bank serta Komponen Sistem yang Digunakan.

Diagram flowchart transaksi RTGS pada Kantor Cabang Bank serta komponen sistem yang digunakan.

capture-20141230-223807

capture-20141230-223919

Komponen sistem informasi menajemen yang terdapat pada flowchart diatas adalah:

Dokumen
Nasabah pengirim memberikan intruksi kepada Teller Staff bank pengirim untuk melakukan transfer sejumlah uang yang dibawa oleh nasabah.

Basis Data
Setelah diterima oleh Teller Staff selanjutnya transaksi dilakukan dengan mengkredit GL RTGS untuk memastikan kecukupan dalam melakukan transfer dan mengisi formulir sebelum melakukan transaksi.

Input
Dari penyelesaian Teller Staff akan diserahkan kepada TP Staff. TP Staff akan menginput data pada terminal BI RTGS sesuai dengan bukti dasar pada formulir kiriman uang.

Proses
Setelah TP Staff menginput data selanjutnya akan diserahkan kepada TP Sub Unit Head. TP Sub Unit Head bertugas dalam mengapprove hasil data seuai dengan limitasi, apabila melebihi maka akan dilimpahkan pada pejabat yang lebih tinggi.

Teknologi
Dalam flowchart bagan keputusan sebagai pengatur dari data yang telah diinput dan akan diputuskan sesuai dengan keinginan dan batasan yang telah diatur dalam program.

Output
Output dalam flowchart diatas adalah hasil dari proses yang dilakukan oleh bagian TP.Sub Unit dan dikirimkan kepada bank penerima. Kecepatan pengiriman tergantung pada sistem bank penerima.

Kontrol
Control dilakukan oleh pejabat yang lebih tinggi untuk memeriksa dan memastikan transaksi telah dikirim dengan proses yang benar.

Komponen-Komponen Sistem Informasi Manajemen

Pada sistem informasi ada beberapa komponen fisik yang diperlukan untuk organisasi sistem informasi manajemen, yaitu hardware, software, prosedur, database dan jaringan komputer & komunikasi data. Berikut penjelasan mengenai komponen-komponen tsb :

  • Hardware

Semua bagian fisik komputer dan dibedakan dengan data yang berada atau beroprasi didalamnya.

Misalnya : alat input dan output data seperti monitor, keyboard, mouse dll.

  • Software

Perangkat lunak yang digunakan untuk mengontrol perangkat keras, melakukan perhitungan, berinteraksi dengan perangkat lunak lainnya.

Misalnya : aplikasi untuk mengolah data.

  • Prosedur

Suatu susunan yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lainnya dan memudahkan kegiatan utama dari suatu organisasi.

Misalnya : prosedur pembuatan dokumen.

  • Database

Kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik dapat berbentuk teks, gambar, audio maupun video. Sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut.

Misalnya : database mahasiswa Gunadarma.

  • Jaringan komputer & komunikasi data

Komponen dari suatu sistem yang saling terhubung satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama.

Contoh : Internet.

Sumber :

shiyaroku4869.blogspot.in/2010/09/komponen-utama-dan-komponen-pendukung.html?m=1

abhique.blogspot.in/2012/11/komponen-komponen-sistem-informasi.html?m=1